Pernyataan Erdogan dalam pidatonya di New York, Kamis, tersebut sepertinya akan menambah ketegangan antara Turki dan Washington terkait dukungan AS bagi pasukan Kurdi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan kekecewaannya karena Gedung Putih gagal memenuhi janji mereka yang ingin membersihkan pasukan Kurdi Suriah dari wilayah Suriah.
Bendera Amerika Serikat berkibar di atas kendaraan lapis baja, yang berlalu-lalang melewati Kota Manbij, Suriah pada Minggu (30/12) kemarin.
Organisasi Pengawas Hak Asasi (HRW) melaporkan bahwa pasukan keamanan Kurdi di Irak dikabarkan terus menggunakan penyiksaan terhadap remaja pria yang dituduh berafiliasi dengan ISIS.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menanggapi pernyataan Trump tersebut dengan mengatakan bahwaTurki tidak akan gentar dengan ancaman apapun yang dilayangkan kepada negaranya.
Trump memutuskan untuk meninggalkan beberapa pasukan karena tekanan dari penasehat yang cenderung memastikan perlindungan pasukan Kurdi yang mendukung perang melawan ISIL dan yang sekarang mungkin terancam oleh Turki.
Pemberantasan itu dilakukan lantaran PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa
Wanita itu ditangkap oleh pasukan Kurdi pada September 2017 bersama dengan istri-istri pejuang IS lainnya dan kembali ke Jerman pada April 2018.
Dia mengatakan, operasi militer Turki melawan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS dapat dimulai dalam waktu dekat.